HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DENGAN ANGKA KEJADIAN TB PARU BTA POSITIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETERONGAN JOMBANG TAHUN 2012
Abstract
Tuberkolosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium berculosis. Di Indonesia TB Paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan angka kejadian yang masih tinggi. TB Paru BTA positif disebabkan oleh banyak faktor seperti karakteristik individu, social ekonomi, lingkungan perumahan dan belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat sosial ekonomi dengan angka kejadian TB Paru BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Peterongan. Penelitian ini merupakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua penderita TB Paru BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Peterongan. Sampel sejumlah 30 responden diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Variabel independent adalah tingkat sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan), variabel dependen adalah angka kejadian TB Paru BTA positif. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner dan rekam medik hasil pemeriksaan sputum pasien. Kemudian dianalisis menggunakan uji statistik rank spearman dengan tingkat signifikan ? 0,05 dan uji statistik Regression. Hasil uji statistik menunjukkan tingkat pendidikan nilai (pValue = 0,000, rho = -0,626), pekerjaan (pValue = 0,002, rho = -0,535), penghasilan (pValue = 0,001, rho = -0,572), serta hasil R square sebesar 38,9%. Berarti tingkat sosial ekonomi mempengaruhi kejadian TB Paru BTA positif sebesar 38,9% sedangkan 62,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Seseorang dengan tingkat sosial ekonomi yang baik akan memiliki tingkat kesehatan yang baik pula. Tingkat sosial ekonomi yang rendah mengakibatkan rendahnya pengetahuan mengenai penyakit TB Paru BTA positif serta sulitnya mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik, sehingga perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit menular seperti TB Paru BTA positif.
Kata Kunci : Sosial Ekonomi, TB Paru BTA positif