HUBUNGAN PARITAS DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012
Abstract
Tingginya derajat kesehatan pada suatu Negara dapat ditentukan oleh beberapa indikator, salah satu diantaranya adalah tinggi rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB). Salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian neonatal adalah berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram). Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%. Kejadian BBLR pada dasarnya di pengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah paritas ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di wilayah kerja Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan desain penelitian “retrospektif”. Variabel dependen adalah paritas dan variabel independen adalah BBLR . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai BBLR di wilayah kerja Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang tahun 2012 sebanyak 773 ibu, dengan sampel 773ibu. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 15-16 Januari 2013 menggunakan data sekunder, dan dianalisis menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil ibu primipara melahirkan bayi BBLR yaitu sebanyak 28 bayi (3,6%) dari 773 persalinan. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai chi-square: X2hitung(3,876)yang berarti lebih besar daripada nilai X2tabel (3,481 )maka H1 diterima, H0 ditolak, hal ini berarti ada hubungan paritas dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang Tahun 2012. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak hanya paritas tinggi saja yang berpotensi terjadinya kelahiran BBLR namun paritas rendahpun juga berpotensi terjadinya kelahiran BBLR mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhinya bukan hanya dari segi paritas ibu saja. Disarankan untuk mencegah terjadinya BBLR, instansi kesehatan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan cara melakukan penyuluhan dan pemberian informasi tentang kebutuhan ibu selama hamil pada saat posyandu, kelas ibu hamil atau pada saat kunjungan antenatal.
Kata Kunci: paritas, BBLR